Penyebab Diare: Kenali Faktor Risiko, Cara Pencegahan, dan Solusi Medis

Health8 Views

Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan paling sering dialami masyarakat Indonesia, baik anak-anak maupun dewasa. Meski sering dianggap sepele, diare bisa berdampak fatal jika tidak ditangani dengan tepat, terutama pada bayi, lansia, dan pasien dengan penyakit penyerta. Kenali beragam penyebab diare, gejala yang wajib diwaspadai, serta langkah pencegahan dan pengobatan terkini demi menjaga kesehatan keluarga Anda.

Apa Itu Diare?

Diare adalah kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar (BAB) dengan konsistensi cair atau sangat lembek lebih dari tiga kali dalam sehari. Diare bisa bersifat akut (berlangsung kurang dari dua minggu) atau kronis (lebih dari dua minggu). Penyebabnya sangat beragam, mulai dari infeksi hingga masalah pola makan dan penyakit sistemik.

Jenis-Jenis Diare Berdasarkan Penyebab

Diare Infeksi

Penyebab Diare

Penyebab diare, yang paling sering terjadi, biasanya disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan parasit.

a. Virus

  • Rotavirus: Penyebab utama diare berat pada bayi dan balita.
  • Norovirus: Sering menyebabkan diare di lingkungan tertutup seperti sekolah dan kapal pesiar.
  • Adenovirus dan Astrovirus: Juga umum menyerang anak-anak.

b. Bakteri

  • Escherichia coli (E. coli): Sering ditemukan pada makanan/minuman yang terkontaminasi.
  • Salmonella: Umumnya dari telur, ayam, atau makanan setengah matang.
  • Shigella: Penularan melalui makanan/minuman atau kontak langsung.
  • Campylobacter dan Vibrio cholerae: Menyebabkan diare akut, terkadang disertai darah.

c. Parasit

  • Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, dan Cryptosporidium: Parasit ini menyebabkan diare persisten atau kronis, umumnya dari air yang tidak bersih.

Diare Non-Infeksi

Penyebab Diare

Penyebab Diare juga dapat disebabkan oleh faktor selain infeksi, antara lain:

a. Alergi dan Intoleransi Makanan

  • Intoleransi laktosa: Usus tidak dapat mencerna laktosa dalam susu/susu olahan.
  • Alergi makanan: Misal pada protein susu, telur, kacang-kacangan.
  • Konsumsi makanan berlemak atau berserat tinggi secara berlebihan.

b. Efek Samping Obat

  • Antibiotik dapat membunuh bakteri baik di usus, memicu diare.
  • Obat pencahar, obat kanker, obat asam lambung, dan beberapa obat tekanan darah juga dapat menyebabkan diare.

c. Penyakit Sistemik atau Organik

  • Penyakit radang usus: Kolitis ulseratif, Crohn’s disease.
  • Sindrom iritasi usus besar (IBS-D).
  • Hipertiroidisme dan penyakit metabolik lain.
  • Kanker usus atau tumor saluran pencernaan.

d. Kondisi Psikologis

  • Stres, cemas berlebih, atau tekanan emosional juga dapat memicu “diare fungsional”.

Penyebab Diare Berdasarkan Usia

  • Bayi dan anak: Lebih rentan akibat sistem imun yang belum matang, konsumsi susu formula tidak steril, infeksi virus/bakteri, dan kebiasaan memasukkan tangan/kain ke mulut.
  • Dewasa: Sering akibat makanan/minuman terkontaminasi, efek samping obat, atau stres.
  • Lansia: Imunitas menurun, penggunaan obat jangka panjang, atau penyakit kronis.

Gejala Diare yang Harus Diwaspadai

  • BAB cair lebih dari tiga kali per hari
  • Nyeri perut, kram, dan mual
  • Demam, muntah
  • Darah/lendir dalam tinja (tanda infeksi berat)
  • Tanda dehidrasi: mulut kering, mata cekung, lemas, jarang kencing, pusing

Faktor Risiko Diare di Indonesia

  • Konsumsi air yang tidak dimasak
  • Makanan jajanan atau street food tanpa perlakuan higienis
  • Kurangnya cuci tangan dengan sabun sebelum makan/menyiapkan makanan
  • Lingkungan padat dan sanitasi buruk
  • Tidak vaksinasi rotavirus (khusus bayi/balita)

Pencegahan Diare: Kunci Utama Kesehatan Keluarga

  1. Selalu cuci tangan sebelum makan, setelah buang air, dan sebelum menyiapkan makanan.
  2. Pastikan air minum dimasak hingga mendidih.
  3. Cuci bersih bahan makanan dan simpan di tempat bersih.
  4. Hindari makanan mentah atau setengah matang.
  5. Vaksinasi rotavirus untuk bayi (sudah direkomendasikan IDAI 2025).
  6. Perhatikan kebersihan botol susu, dot, peralatan makan bayi.
  7. Jaga kebersihan lingkungan dan sanitasi rumah.

Pengobatan Diare: Langkah Awal dan Kapan Harus ke Dokter

  • Diare ringan: Banyak minum air putih, konsumsi oralit/larutan rehidrasi, makan makanan lunak (bubur, pisang, roti panggang).
  • Jangan langsung minum obat anti-diare tanpa anjuran dokter, kecuali pada diare non-infeksi.
  • Diare berat/dehidrasi: Segera ke puskesmas atau rumah sakit, terutama jika pada bayi, lansia, atau penderita penyakit berat.
  • Kapan ke dokter? Jika ada darah/lendir pada tinja, demam tinggi, tidak bisa makan/minum, atau dehidrasi berat. Baca juga tentang Manfaat Air Kelapa.

Tabel Penyebab Diare dan Cara Pencegahannya

Penyebab UtamaContoh KasusCara Pencegahan Utama
Virus (rotavirus)Anak mencret di musim hujanVaksin, jaga kebersihan tangan
Bakteri (E. coli, dll)Keracunan makanan jajananMasak matang, air minum bersih
Parasit (Giardia)Air sumur terkontaminasiGunakan air matang, sanitasi
Obat-obatanAntibiotik, kemoterapiKonsultasi dokter sebelum konsumsi
Intoleransi makananSusu, makanan berlemakBatasi konsumsi pemicu, tes alergi
Penyakit kronisIBS, kanker ususDeteksi dini, konsultasi dokter
Psikologis/stresDiare sebelum ujianManajemen stres, relaksasi

Waspadai Penyebab Diare, Cegah Dehidrasi, dan Konsultasi Dini

Diare bisa dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat. Mengenali penyebab diare serta gejala dehidrasi sangat penting agar bisa segera mendapat pertolongan. Jika diare disertai gejala berat, jangan tunda untuk ke dokter demi mencegah komplikasi fatal. Ikuti terus artikel kesehatan terbaru, tips pola hidup sehat, dan update dunia medis hanya di portal berita kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *