
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata tengah serius menggenjot pariwisata MICE tanah air untuk menampilkan Indonesia sebagai destinasi MICE unggulan yang berdaya saing global. Ikut serta dalam Incentive Travel and Conventions, Meetings Asia (IT & CMA) yang digelar di Bangkok, Thailand pada akhir September lalu, booth Indonesia menampilkan beragam destinasi MICE guna mempromosikannya ke pasar global terutama kawasan Asia Pasifik.
Setelah tampil di IT&CMA, Kementerian Pariwisata kemudian mengikuti IMEX 2016 yang merupakan pameran MICE “business to business” terbesar di benua Amerika akan dilaksanakan pada 18-20 Oktober 2016 di Las Vegas, Amerika Serikat.
Berbekalkan pengalaman sebagai tuan rumah untuk berbagai event besar, Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapan bersaing dalam industri MICE.
“Sudah banyak event besar dunia yang diselenggarakan di Indonesia, terakhir kita kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan PATA (Pacific Asia Travel Association) Travel Mart 2016 yang ke-39 yang baru saja selesai diselenggarakan dengan lancar di ICE, event tersebut dihadiri tidak kurang dari 1.000 pelaku industri pariwisata dari 60 negara yang termasuk dalam 5 besar bursa pariwisata terbesar di dunia”, ujar Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani Mustafa
Kenapa MICE?
Karakteristik wisatawan MICE memang berbeda dengan wisatawan pada umumnya yang membuat persaingan antar destinasi menjadi sangat tinggi. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan wisatawan yang datang untuk tujuan MICE memiliki kelebihan dibanding wisatawan biasa, yaitu mereka umumnya adalah opinion leader yang berasal dari kalangan pengusaha, profesional maupun pemerintahan, yang melakukan kegiatan pada saat low-season.
Data dari International Congress & Convention Association (ICCA) juga menunjukkan bahwa wisatawan MICE umumnya datang dalam jumlah besar. Selain itu tingkat pengeluaran selama berada di destinasi tuan rumah kegiatan MICE mencapai 7 kali lipat dari wisatawan biasa (leisure traveler). Wisatawan MICE juga berpotensi untuk berkonversi menjadi wisatawan leisure, lanjut Pitana.
Tidak hanya itu, wisatawan MICE juga memberikan kontribusi bagi naiknya citra destinasi karena umumnya mereka adalah para pembuat keputusan termasuk CEO perusahaan. Dengan begitu maka kekuatan word-of-mouth dari mereka tentang destinasi akan memberi dampak yang lebih kuat dalam promosi.
Saat ini Data ICCA (International Congress and Convention Association) 2015 menempatkan Indonesia di ranking ke-43 dunia, dengan 78 meetings. Sementara negara tetangga seperti Singapura berada di peringkat 24 dengan 156 meetings, Thailand peringkat 27 dengan 151 meetings, dan Malaysia peringkat 35 dengan 113 meetings.
Referensi: