
“Ayo sarapan sehat sebelum jam 9!” Pasti PRiders sudah pernah mendengar kata seruan tersebut di beberapa media. Tagline tersebut adalah sebuah ajakan yang dibuat oleh Energen untuk mengajak masyarakat Indonesia melakukan sarapan dengan makanan yang sehat sebelum jam 9 pagi. Ada juga “Gosok gigi sebelum tidur” yang dibuat oleh Pepsodent untuk mengajak masyarakat Indonesia menggosok gigi mereka setiap malam sebelum tidur. Apakah PRiders tau bahwa kedua tagline tersebut memiliki satu kesamaan yakni sama-sama mengajak masyarakat Indonesia atau konsumen mereka untuk melakukan sebuah aktivitas secara rutin. Namun bukan sembarang aktivitas yang dilakukan, melainkan sebuah solusi untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. Tagline dan aktivitas sosial yang dibuat oleh perusahaan diatas biasa disebut dengan Strategy Social Marketing. Lalu, apakah yang dimaksud dengan Strategy Social Marketing?
Social marketing atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan pemasaran sosial merupakan suatu adaptasi dari teori-teori pemasaran dalam rangka mendesain suatu program untuk mempengaruhi seseorang merubah perilakunya secara sukarela dalam rangka meningkatkan kesejahteraan individu dan juga masyarakat dimana individu tersebut menjadi bagian (Andreasen, 1994). Secara umum social marketing bukan merupakan sains tetapi lebih kepada kegiatan professional yang bergantung pada beragam disiplin ilmu dalam rangka menciptakan program-program intervensi untuk merubah perilaku manusia (Smith, 2006).
Social marketing mendorong para praktisi PR untuk dapat mengimplementasikan program mengenai solusi permasalahan sosial di tengah masyarakat dalam suatu kampanye kreatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat hingga dapat menciptakan ataupun mempertahankan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik. Seperti kampanye Ayo Sarapan Sehat Sebelum Jam 9 Energen yang mengangkat permasalahan gizi buruk yang ada di Indonesia. Kampanye tersebut menawarkan solusi untuk menanggulangi krisis gizi tersebut dengan memberitahu manfaat serta mengajak masyarakat untuk sarapan sebelum jam 9 pagi yang penelitian sarapan sebelum jam 9 tidak akan membuat kita mengantuk, serta gizi yang diserap tubuh akan maksimal.
Tidak hanya untuk masyarakat, social marketing ini juga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan sebagai aktor kampanye. Awareness masyarakat dan pembelian produk akan meningkat lewat kampanye program yang dibuat. Peningkatan ini tentu terjadi ketika kampanyenya tidak jauh-jauh dari kegunaan produk. Sarapan sehat sebelum jam 9 ketika benar-benar mendapatkan penerimaan publik, maka perilaku publik pun akan secara perlahan berubah. Perilaku publik yang mulai sarapan sehat sebelum jam 9 pagi akan berdampak pada peningkatan konsumsi produk makanan, energen selalu berusaha untuk menjadi pilihan publik untuk sarapan sehat bukan?
Tidak kalah penting dari itu, keuntungan social marketing juga adalah untuk mencapai tujuan dari praktisi PR itu sendiri yakni dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara organisasinya sendiri dengan publik yang dituju. Bagi publik, mereka merasa lebih baik di kehidupan mereka karena terdapat perubahan perilaku atas isu sosial tertentu, dan organisasi pelaksana akan mendapatkan legitimasi atau izin sosial atas kegiatan mereka.
Walaupun strategy social marketing ini sudah mulai diterapkan oleh beberapa perusahaan. Namun, tidak semua nya berhasil dengan baik dalam pengimplementasiannya. Banyak faktor yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan dari social marketing. Lefebvre & Flora (1988) menjelaskan bahwa terdapat delapan elemen pokok yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menjalankan program-program social marketing.
- Program-program social marketing haruslah berorientasi pada target audiens,
- Agar perilaku baru yang dijual oleh social marketing dapat diadopsi dalam jangka waktu yang lama maka sifat nya harus sukarela tanpa paksaan,
- Program-program social marketing haruslah berdasarkan pada penelitian pendahulu dan disesuaikan dengan target marketnya,
- Melakukan penelitian formatif dalam rangka mendesain program-program intervensi,
- Melakukan analisis terhadap saluran distribusi yang paling menguntungkan dalam menyampaikan intervensi-intervensi yang dibuat,
- Menerapkan bauran pemasaran (marketing mix) secara komprehensif.
- Mempersiapkan proses evaluasi dan monitoring
- Melakukan pengelolaan yang menyeluruh dan terintegrasi terhadap program-program yang dibuat.
Jadi PRiders, strategi promosi apa yang kalian punya untuk menghasilkan dampak baik bagi konsumen? Let’s creating lasting impact!
Penulis:
Fahrizal Gifari
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University
@Imfagi
Gambar: Twitter @EnergenID