
Apa yang harusnya dilakukan korporasi dalam mewujudnyatakan karya mereka dalam masyarakat? Pasti kita setuju bahwa karya tersebut seharusnya mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, bukan hanya sekedar menunjukan komitmen dengan program yang sebenarnya tidak relevan untuk dilakukan.
Ada pertanyaan lanjutan. Pernah terpikirkah di benak anda, apabila anda hidup dengan uang $2 atau Rp 25.000 setiap harinya, anda akan gunakan uang itu untuk beternak ayam?? Ya, setidaknya itulah yang dipikirkan oleh pendiri perusahaan teknologi raksasa dunia yang juga merupakan seorang filantropis, Bill Gates. Dia sadar bahwa pertanyaan diatas selalu ada dalam benak hampir 1 miliar orang di dunia dengan penghasilan $2 setiap harinya.
Pertengahan tahun 2016 ini, Gates melalui yayasannya Bill & Melinda Gates Foundation, menggelar kampanye bertajug “Coop Dreams”. Melalui kampanye ini, Gates bekerja sama dengan Heifer International mendonasikan lebih dari 100.000 ayam untuk membantu masyarakat di daerah sub-Saharan African menciptakan sebuah sistem peternakan ayam yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas dari ayam – ayam yang diternak. Secara lebih spesifik dikatakan dalam blog milik Gates, tujuan kampanye ini untuk membantu 30% masyarakat pedesaan di daerah tersebut untuk meningkatkan jumlah ayam bervaksinasi, dari yang sekarang hanya berjumlah 5%. Gates juga mengajak komunitasnya, Gates Notes Insider Community, untuk ikut berkontribusi dalam kampanyenya ini.
Menurut artikel yang ditulis di gatesnotes.com, berdasarkan hasil riset yang dilakukan Gates dan yayasannya, ada beberapa pertimbangan dalam mencetuskan kampanye ini, yaitu:
- Beternak ayam dinilai cocok untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah sub-Saharan African karena di daerah tersebut, ayam dapat dibiarkan berkeliaran sehingga tidak sulit untuk dipelihara. Selain itu biaya perawatan untuk beternak ayam tidak mengeluarkan banyak uang
- Karena dibiarkan berkeliaran, para wanita dapat meluangkan waktu menjaga anaknya sambil beternak ayam. Diketahui, bahwa lelaki cenderung enggan untuk beternak ayam karena penghasilan yang didapat dianggap tidak sebanding dengan waktu yang dikeluarkan.
- Ayam merupakan investasi yang baik. Biasanya peternak ayam memulai dengan 5 ekor ayam. Dengan proses fertilisasi, petani tersebut juga dapat mengembangkannya menjadi sekitar 40 ekor hanya dalam 3 bulan. Di Afrika Barat, ayam tersebut dapat dijual dengan harga $5 per ekor. Petani tersebut dapat menghasilkan $200 setiap 3 bulan atau $ 1000 per tahun.
- Telur ayam yang dihasilkan juga mampu dimanfaatkan untuk konsumsi sehari–hari yang sehat mengingat begitu banyaknya kasus gizi buruk yang terjadi pada anak – anak di daerah Afrika.
Bill & Melinda Gates Foundation sendiri merupakan yayasan sosial yang didirikan oleh pasangan suami istri Bill Gates dan Melinda Gates yang bergerak di beberapa negara di dunia seperti China, India, negara – negara di daerah Eropa, Afrika dan Timur Tengah dengan fokus meningkatkan kualitas hidup kaum yang berkekurangan.
Dengan hadir di tengah kehidupan masyarakat, Yayasan ini dapat merumuskan dengan jelas kebutuhan dan potensi yang dimiliki setiap wilayah untuk dapat menjadi bagian penyusunan strategi dan program guna menghadirkan solusi dari permasalahan mereka. Tidak hanya memberikan bantuan tapi mereka juga memberdayakan msyarakat yang kekurangan dengan memberikan alat bantu untuk membantu mereka menjadi lebih produktif dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Kita dapat melihat dari kampanye “Coop Dreams”, yang memiliki keselarasan antara apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan bantuan yang diberikan tanpa menghilangkan esensi potensi dari masyarakatnya. Tetapi tentunya tingkat keberhasilan dari kampanye ini juga tidak terlepas dari keterlibatan dan antusiasme masyarakat yang dibantu dalam mengembangkan program yang telah dibuat.
Jadi PRiders, sudahkah anda menemukan masalah dan potensi yang bisa kamu manfaatkan? Mudah-mudahan praktik ini bisa menjadi contoh yang baik dalam merumuskan program pemberdayaan masyarakat
Penulis:
Anggitha Budi Caecilia
Mahasiswa Jurusan Public Relations
London School of Public Relations
Gambar: Twitter Bill Gates