
Ahmed Muhamed tiba-tiba menjadi figur yang banyak dibicarakan publik di media sosial. Sebelumnya, Ahmed hanyalah murid sekolah MacArthur High School di Irving, Texas. Beberapa hari lalu, ia mampu membuat jam sendiri dan bermaksud untuk menunjukkannya kepada guru di sekolahnya. Bukannya mendapatkan apresiasi, Ahmed justru dilaporkan ke pihak polisi setempat dan kemudian menjalani interogasi karena bentuk jam yang mencurigakan.
Tindakan dari MacArthur High School in Irving, Texas justru menjadi bumerang karena setelah menerima keterangan dari Ahmed Muhamed, netizen akhirnya menaruh simpati dan secara masif memberikan dukungan kepada anak berusia 14 tahun ini. Tidak tanggung-tanggung, dukungan tersebut datang dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama, pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan beberapa petinggi perusahaan dan public figure lainnya. Mereka menilai bahwa talenta yang dimiliki oleh Ahmed patut diapresiasi. Tidak sampai disitu, isu rasis pun muncul. Banyak yang menilai bahwa alasan guru kelasnya mencurigai Ahmed tidak lepas dari latar belakang Ahmed yang beragama Islam dan kerap diasosiakan dengan asal-usul keluarganya dari Timur Tengah.
Cool clock, Ahmed. Want to bring it to the White House? We should inspire more kids like you to like science. It's what makes America great.
— President Obama (@POTUS) September 16, 2015
Hey @istandwithAhmed, if you ever want to get into the world of music, let me know. #theworldisyours #IStandWithAhmed
— NE-YO (@NeYoCompound) September 17, 2015
This happened in Texas but make no mistake, with extent of anti-Muslim stereotyping in the US, it could happen anywhere #IStandWithAhmed
— Yousef Munayyer (@YousefMunayyer) September 16, 2015
Grafik perbincangan tentang peristiwa ini pun meningkat pesat. @Twitterdata mencatat pada 17 September 2015, kicauan yang menggunakan #ISTandWithAhmed mencapai 370ribu dan meningkat sekitar 2ribu kicauan setiap menitnya.
370K Tweets have expressed #IStandWithAhmed & currently rising at approx 2K Tweets per minute http://t.co/XTyvFnJlqr pic.twitter.com/r4Tq8z2jAS
— Twitter Data (@TwitterData) September 16, 2015
Potensi krisis kian nyata bagi sekolah ini karena tidak lama setelah kejadian ini menjadi viral, muncul petisi di situs Change.org yang meminta MacArthur High School untuk meminta maaf ke Ahmed, murid yang sudah menyatakan dirinya telah bertekad untuk pindah ke sekolah lain. Saat ini, (18 September 2015, 07.47 WIB) petisi tersebut telah ditandatangani oleh 7.627 netizen.