Corporate Secretary & Marketing Forum 2015: Pertempuran Brand pada Era Digital
by , 26 August 2015
0

Seiring dengan perkembangan teknologi yang diimbangi oleh media literacy, para markeeters dan communication strategists dituntut untuk memahami tools-tools baru dan tidak lagi terpaku pada pendekatan konvesional. Untuk mempertemukan kedua hal ini, diperlukan Integrated Marketing Communication yang pada hari Kamis (20/8) diusung oleh Bisnis Indonesia pada forum tahunannya, Corporate Secretary & Marketing Communication Forum 2015 dengan tema “Strategy to Develop Your Brand.”

Forum ini dimulai dengan pengantar dari Adhitya Noviardi, Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia yang menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kesuksesan media massa terus berpihak pada mereka yang mampu mengintegrasikan portal dan tidak hanya fokus pada satu kanal. Bentuk cetak, online, serta radio dan televisi yang terintegrasi mampu mempertahankan audiensnya ditengah-tengah perubahan yang sedang terjadi dengan sangat pesat. Adhitya mengatakan bahwa tahun 2015 merupakan gong terhadap branding battle area sehingga pegiat di bidang komunikasi haruslebih cerdik melakukan forecasting terhadap trend dan selera konsumen secara holistik dan mendalam, serta lebih berani dan strategis dalam mengambil keputusan.

Turut hadir, Handoko Hendroyono (Creative Storyteller Filosofi Kopi), Ossi Indra Wardhani (Head of Media and Partnership GDP Venture) serta Rohan Hafas (Corporate Secretary Bank Mandiri). Bagi Handoko, lewat kisah perjalanannya dalam mengkonversi konten (Novel Dewi Lestari, Filosofi Kopi) menjadi sebuah film dan brand (Filosofi Kopi) dibutuhkan pemahaman yang baik tentang positioning sebuah brand serta bagaimana brand tersebut mampu memahami target audiensnya. Berangkat dari concern yang tulus, dipupuk oleh story developing yang mampu menciptakan madness dan hype, akan tercipta conversational capital yang mengikat produk, brand, dan konsumen secara emosional.

Dalam membangun sebuah brand, terdapat tiga hal yang perlu dilakukan: create hype, create fans, and create lifestyle. Secara konsisten, Handoko mewujudkan ketiganya lewat program “1 Tiket Nonton = 2 Benih Kopi”, kolaborasi dengan seniman untuk menciptakan art spaceserta memilih positioning Filosofi Kopi sebagai counter culture lewat penyediaan community space; creative hub dan penerapan pedestrian coffee culture. Keberhasilan dari sebuah brand sangat bergantung pada kemampuan forecasting untuk menemukan cool factor yang menjadi kunci dari trend leverage.

Masih dengan semangat yang sama, Ossi mengawali sesinya dengan keyakinan bahwa perubahan yang tengah kita alami bukanlah trend semata, tapi memang tengah terjadi ekspansi besar-besaran pada dunia digital. Hal ini dapat dilihat dari crash point pada pasar smartphone yang menyebabkan harganya semakin murah dan menjadi semakin mudahdiaksesbagi berbagai kalangan. Kemudian muncullah tantangan yang menuntut para marketeers dan communication strategist untuk berfokus pada empat hal: consumen, content, channel dan consistency. Ossi merasa, pada digital world, dibutuhkan perubahan marketing mindset dalam menentukan target market yang sudah tidak lagi bisa mengandalkan segmentasi umur, jenis kelamin dan demografis semata. Demografi netizensangat organik dan yang diperlukan adalah menyasar komunitas dan berfokus pada taste karena taste yang akan mendorong behaviour.

Kecepatan pace pada digital world menyebabkan semakin kecilnya attention span konsumen sehingga diperlukan inovasi dalam menarik perhatian konsumen yang sudah tidak cukup lewat storytelling, tapi adalah dengan melakukan storyselling. Storyselling adalah pelekatan (attaching) brand pada story yang dibangun. Seluruh hal diatas kemudian perlu didukung oleh multi-channel marketing. Selain berfokus pada organic costumer yang terdapat di digital world, diperlukan juga fokus pada prospectous consumer in general sehingga kanal konvesional tetap perlu digunakan. Terakhir, bagi Ossi, sekarang sudah bukan lagi masanya selling first, relationship second. Tapi sudah berubah menjadi relationship first, selling second

Ryani Sisca Pertiwi
Komunikasi (Kajian Media) – Universitas Indonesia
Kepala Divisi Relasi BEM FISIP UI 2015
Staf Relasi Publik Indonesian Youth Conference 2015

WordPress › Error

There has been a critical error on this website.

Learn more about debugging in WordPress.