Brand vs Creative menurut Yoris Sebastian
by , 1 September 2015
0
Yoris Sebastian

Beberapa waktu lalu, Tim PRide sempat mewawancarai Yoris Sebastian, sang Creative Junkie, seusai ia memberikan sharing mengenai Creative Thinking dalam #CorcommTrainee Astra International, 14 Agustus 2015 lalu. Pria kelahiran Makassar 5 Agustus 1972 ini tipikal pria yang sangat humble dan akrab. Tim PRide pun senang berdiskusi dengan Yoris, kami juga sempat menanyakan pendapatnya mengenai dunia kreatif dan peranannya dalam sebuah brand, berikut beberapa petikan wawancara yang Tim PRide lakukan:

Sejak kapan sih seorang Yoris mulai menjadi orang kreatif?

Sampai sekarang pun saya tidak pernah merasa kreatif, biar orang atau media yang menilai.. Hehe..makanya di buku, saya menyebut diri saya CREATIVE JUNKIES bukan creative expert, karena saya ini hanya pecandu kreativitas… Sangat amat suka sama yang namanya kreativitas. Kalau dilihat awalnya gimana, sepertinya saya mulai sering disebut-sebut sebagai sosok yang kreatif di tahun 2006 setelah saya membawa nama Indonesia menang di tingkat dunia di ajang bernama International Young Creative Entrepreneur di London yang diselenggarakan oleh British Council. Itu sih bisa dibilang saya orang yang beruntung, seorang Yoris yang bukan apa-apa di jaman sekolah, suddenly bisa menang penghargaan itu. Makin kesini pun saya makin suka sama yang namanya kreativitas.

Mengapa setiap orang, khususnya praktisi komunikasi dan PR harus bisa berpikir kreatif?

Karena dunia PR saat ini semakin kompetitif dan terkadang praktisi komunikasi / PR terjebak dengan yang namanya similarity. Hampir semua yang dikerjakan sama bagusnya sehingga cenderung jadi commodity. Praktisi di dunia PR tentu harus bisa keluar dari jebakan common practice yang terbiasa menggampangkan penggunaan endorser berbayar. Masih banyak hal yang bisa digunakan sebagai bentuk kreativitas program-program PR yang gak cuma sekedar itu saja dan mirip dengan yang dilakukan orang lain. Hal ini yang perlu digali lebih jauh.

Menurut Yoris, implementasi kreatif itu bagaimana saja bentuknya?

Bentuknya bisa macam-macam. Dan bisa di bidang apa saja maupun program apa saja. Yang penting berbeda dari kebanyakan dan khusus. Kalau saya biasa lakukan di OMG itu bentuk kreativitas yang harus selalu punya dampak positif. Jadi bukan sekedar beda dan sekedar heboh, tetapi memiliki dampak positif bagi banyak orang.

Menurut Yoris, apakah setiap perusahaan / brand  harus memiliki creative person? Bagaimana contohnya? Mengapa itu penting?

Creative person? Harus. Sebaiknya bukan hanya creative person tapi juga creative culture. Kenapa? People come and go but the culture is here to stay. Creative person bisa di hijack sama perusahaan lain tapi kalau seluruh karyawan diupayakan punya creative habit, tentunya hilang satu tumbuh seribu creative person di perusahaan. Menjaga perusahaan tetap kreatif tentunya berdampak pada innovasi perusahaan / brand dalam menciptakan strategi maupun pelaksanaan program. Setiap program kreatif tentu akan menjadi menarik bagi publik, ini yang bisa menjadi kekuatan brand/perusahaan dalam memikat interest publik. Sebagai contoh, saya sudah jalan 5 tahun kerjasama dengan Bank Mandiri, Bank yang menurut saya sangat highly regulated (oleh peraturan BI dan Kementrian BUMN) tapi terbukti mampun melakukan banyak inovasi dari berbagai latar pegawai. Mulai dari jabatan Security hingga Director semuanya kreatif.

Saat ini sudah sangat berkembang dunia digital, gimana cara memanfaatkan teknologi dlm menunjang kreativitas kita?

Dunia teknologi dan digital saat ini tentu sangat membantu. Mulai dari membuka wawasan hingga teknologi yang mampu membantu kita spreading our creativity secara luas. Tentu harus dimanfaatkan dengan baik.

Seru bukan sedikit dialog Tim PRide dengan Yoris? Sosok yang sangat inspiring ini bahkan menawarkan diskusi lebih jauh mengenai kreativitas. Bahkan ada bocoran, beliau sedang menyiapkan untuk buku berikutnya loh, PRiders! Pasti nggak sabar dan jadi semakin tertarik untuk mengasah kreativitas kita ya, PRiders.

Sumber gambar: Turuntangan.org

WordPress › Error

There has been a critical error on this website.

Learn more about debugging in WordPress.