Bijaksana dalam Menggunakan Media Sosial
by , 31 March 2015
0

Masih ingatkah PRiders, beberapa waktu lalu, khalayak di Indonesia sempat dikejutkan dengan kasus status bernada negatif yang dikeluarkan oleh Florence Sihombing di social media Path. Dalam statusnya, ia menjelek – jelekkan Jogjakarta dengan kata – kata ‘miskin, tolol, dan tak berbudaya’. Akibat dari perbuatannya itu, ia harus berurusan dengan pihak kepolisian. Saat ini kasusnya pun telah diselesaikan kedua belah pihak dengan musyawarah.

Saat kejadian itu, Florence, yang masih berstatus sebagai mahasiswi S2 UGM melontarkan status tersebut untuk melampiaskan kekesalannya ketika ia sedang antre membeli BBM. Saat itu Florence yang sedang mengendarai motor melihat situasi SPBU sangat ramai dan antrean untuk motor sangat panjang. Florence pun kemudian berinisiatif langsung menuju jalur mobil untuk menghindari antrean panjang di jalur motor.  Ia pun tidak diperkenankan untuk membeli BBM pada jalur mobil. Akhirnya setelah kejadian itu, tercetuslah status yang mencengangkan tersebut di akun media sosial pribadinya.

PRiders mungkin sering mengalami bahwa seringkali kita mem-posting isi pikiran kita kedalam akun media sosial yang kita miliki. Saat ini pun banyak media sosial yang dapat digunakan, mulai dari yang umum seperti Facebook, sampai yang bersifat sangat personal seperti Path. Namun terkadang, tanpa kita sadari hal – hal yang kita posting tersebut pun merupakan hal – hal yang bukan untuk di share sehingga dapat mencemarkan nama baik orang lain atau bahkan nama baik diri kita sendiri.

Karena itu, PRiders tentunya harus mengingat kembali bahwa hal – hal yang kita posting dalam akun media sosial kita secara tidak langsung merefleksikan siapa diri kita sebenarnya.  Kualitas postingan media sosial kita juga dapat menjadi personal branding yang melekat pada diri kita dan dapat diamati oleh orang lain. Apabila kita sering memposting hal – hal negatif pada akun media sosial kita, tentunya personal value kita akan menjadi negatif dimata orang lain. Sebaliknya apabila kita dapat memanfaatkan media sosial dengan memposting hal – hal yang bermanfaat, mungkin hasil yang dapat diperoleh adalah kita akan diapresiasi oleh sesama pengguna media sosial dan secara tidak langsung akan terbentuk personal value dan persepsi yang positif dimata orang lain.

Mungkin ada beberapa dari kita yang beranggapan bahwa halaman media sosial yang kita miliki adalah seutuhnya apa yang dituangkan dalam media sosial tersebut sepenuhnya bisa dilakukan dengan cara kita sendiri. Namun tanpa kita sadari, orang akan membentuk persepsi terhadap diri kita melalui apa yang dituangkan dalam akun media sosial pribadi kita baik itu berupa status, foto, video atau lain sebagainya. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah setiap orang pasti memiliki hubungan dengan orang lain atau mewakili  instansi tertentu. Hal tersebut membuat hal – hal yang kita posting juga merepresentasikan image dari orang dan instansi yang kita wakili. Sebagai contoh, akibat dari status Florence, ia telah memberikan kesan buruk terhadap UGM, warga Jakarta dan marga Sihombing.

Media sosial dan berbagai turunannya tentunya dibuat untuk tujuan positif, yakni saling berbagi dan berdiskusi antara sesame pengguna media sosial. Ada baiknya memang kita menggunakan media sosial dengan lebih berhati – hati dan bertanggung jawab. Akan lebih baik lagi jika kita dapat memanfaatkan media sosial tersebut dengan memposting hal – hal yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan begitu secara tidak langsung kita dapat melakukan kegiatan personal branding melalui media sosial kita.

Jadi, sudahkah anda bijak dalam menggunakan media sosial anda, PRiders?

Oleh: Ritchie Jonathan (Mahasiswa The London School of Public Relation)

Sumber gambar: thestudio-liverpool.co.uk

WordPress › Error

There has been a critical error on this website.

Learn more about debugging in WordPress.