
Fenomena Pokemon GO ternyata tidak terhenti dalam beberapa minggu belakangan ini. Grafik peningkatan jumlah pengunduh game karakter animasi jaman 90’an ini setiap harinya semakin meningkat saja. Bahkan di Indonesia yang notabene belum termasuk negara yang secara resmi meluncurkan Pokemon GO ini sudah banyak yang memainkannya.
Fenomena ini lantas tak disia-siakan oleh para pelaku bisnis. Berburu pokemon menjadi strategi jualan yang dianggap paling kekinian. Masyarakat berbondong-bondong berburu pokemon, sementara banyak tempat wisata yang juga sibuk mencari cara untuk mendatangkan pengunjung, tepatlah sudah jika kemudian kedua belah pihak ini dipertemukan. Menarik untuk dibahas terkait fenomena ini.
Pokestop
Pertama-tama, kita telaah dulu apa itu PokeStop. PokeStop sendiri mirip dengan checkpoint, dimana PRiders akan mendapatkan suplai item gratis. Ada banyak macam lokasi yang dijadikan PokeStop dalam game ini, mulai dari tempat-tempat ibadah, area publik, bangunan budaya hingga monumen-monumen tertentu. Jika tempat tinggal PRiders dekat dengan landmark yang terkenal di kota PRiders, besar kemungkinan di sana akan ditemukan pokestop-pokestop.
Pemerintah Jakarta yang Adaptif
Salah satu kota yang sudah mengajak masyarakatnya untuk berburu Pokemon bersama adalah kota Jakarta. Kota yang menjadi pusat perekonomian dan perindustrian Indonesia ini tampak sekali peka dalam mengantisipasi fenomena Pokemon GO di masyarakat.
Pemerintah kota Jakarta misalnya telah memfasilitasi para pemain game untuk berburu pokemon di tempat-tempat iconic di Jakarta. Jakarta Smart City melalui halaman Facebook mengajak warga untuk berkunjung ke Balai Kota DKI Jakarta dan menangkap pokemon di Gedung Balai Kota setiap akhir pekan. Hal tersebut juga mendapatkan dukungan langsung dari Gubernur Jakarta Ahok. Balai Kota terbuka untuk dikunjungi pada Sabtu dan Minggu mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.
Tidak ketinggalan, Museum Nasional atau yang sering disebut Museum Gajah juga mengajak para trainer pokemon untuk berkunjung ke lokasi mereka. Melalui akun Twitter @MuseumNasional, ajakan berkunjung dicuitkan sejak Senin, 11 Juli 2016 dengan kalimat ”Apa kamu seorang Pokemon master /trainer? Yuk berburu Pokemon di Museum Nasional. Menambah wawasan dengan cara fun.”
Apa kamu seorang pokemon master/trainer? Yuk berburu pokemon di Museum Nasional. Menambah wawasan dg cara fun! ^^ pic.twitter.com/6intd6xCvm
— Museum Nasional Ind. (@MuseumNasional) July 11, 2016
Dibandingkan dengan tweet akun Museum Nasional yang lain, tweet tentang Pokemon Go ini memiliki tingkat engagement yang tinggi.
Game Sebagai Alat Promosi
Pemanfaatan game sebagai penarik perhatian masyarakat terhadap suatu tempat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat akan tempat tersebut. Terlebih jika ada benefit yang diberikan kepada masyarakat. Bukan hanya awareness namun kekuatan word of mouth akan meluas di masyarakat.
Tengok juga Mall of Indonesia (MoI) yang mengajak pemburu pokemon untuk beraksi di sana. Tidak hanya itu, para pengunjung pun akan mendapatkan hadiah menarik jika mengikuti kompetisi pokemon go dari MoI di Instagram.
sudah berburu pokemon belum hari ini, MOI Lovers? yuk berburu Pokemon sambil ikutan kontesnya di Mall of Indonesia pic.twitter.com/B3V9WhVpny
— Mall of Indonesia (@MallOfIndonesia) July 21, 2016
barisan brand yang akan mengajak Pokemon Go bisa jadi akan lebih panjang lagi. Selama traffic perbincangan tentang Pokemon Go masih tinggi, maka strategi ini tetap relevan. Ada yang bilang, lebih mudah jika strategi jualan bisa menyesuaikan dengan konteks situasi. Memang benar PRiders. Mari lebih peka!
Penulis:
Fahrizal Gifari
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University
@Imfagi
referensi: Gamestation.id , Tempo.co, duniaku.net
Gambar: idntimes.com